Jurnal Trip Flores (Part 2)

Sabtu, 14 Februari 2015

Mengunjungi Situs Pengasingan Soekarno di Ende


TURUN DARI KELIMUTU, istirahat sebentar dan sarapan. Tanya-tanya sama ibu-ibu yang jaga warungnya, selain jual makanan beliau menjual kain tenun khas Flores, tapi harganya Subhanallah ya, untuk kain yang ukurannya seperti taplak meja kecil seharga 70rb/lembar dan untuk kain tenunnya yang lebar seharga 500rb/lembar tapi harga juga variatif tergantung motif, semakin unik dan lama waktu menenunnya jelas makin mahal lah. Cukup surprise tahu harganya dan hanya bisa senyum-senyum dan pamit. Jam 09.30 start lagi goes to Ende.

Jam 12.15 tiba di Ende, kami minta diturunkan di situs Bung Karno, tepatnya rumah pengasingan Soekarno di Ende. Turun dari mobil, eh si driver minta tambahan 50rb dari masing-masing kami, udah dibilang udah gak punya duit atau duitnya pas-pas an, si Kaka yang satu ini juga kekeuh karena merasa dirugikan karena kami udah bikin doi nunggu lama waktu kami di Danau Kelimutu. Alamak…,tadi baik-baik ngobrol pas turun dari Danau Kelimutu, ini nih maksudnya minta pengertiannya… Sejak insiden ini, kami selalu buru-buru dan sebisanya gak ada gerakan tambahan, bisa-bisa kena extra charge lagi, fiuuh…

Si Kaka driver udah hengkang dengan mobilnya, makasih yaa… Dan kesialan berlanjut lagi, situsnya tertutup… hwaa…. Nanya  sama Abang yang jaga warung depan situs, katanya penjaganya lagi ada acara khitanan saudaranya di desa seberang dan besok disuruh datang aja lagi. Nanya juga sama anak-anak sekolahan yang lewat, malah katanya ada hari-hari tertentu bukanya ditambah mereka juga belum pernah masuk ke situs ini. Alamak…adik-adik ini, tiap hari dilewatin tapi belum pernah masuk, kami saja jauh-jauh dari Makassar menyempatkan ke sini, ckckck…

Di siang bolong itu, pikiran kosong, wusss…. Karena sudah masuk waktu dhuhur juga, shalat dulu di mesjid terdekat dari situs. Oia, memasuki Ende bisa dibilang titik aman buat kami, disini sudah banyak Muslim dan orang sini juga lebih friendly. Karena gak nemu tempat wudhunya dan WC nya juga dalam tahap pembangunan, saya numpang wudhu di rumah warga dekat masjid sekalian nanya-nanya tempat penginapan murah sekitar sini. Si Widya lagi berhalangan, jadinya cuma nungguin di depan rumah orang dekat mesjid. Habis shalat, nyamperin Widya yang sudah dikerubungi sama ibu-ibu sekitar. Widya udah cerita-cerita sama ibu-ibu sekitar dan Alhamdulillah, dapat ibu yang punya kamar kost yang kosong, katanya kami bisa tinggal disitu dulu. Sebenarnya kamar kostnya disewakan 500rb/bln tapi untuk kami, Ibu dan Bapaknya tidak mematok harga. Eh, kitanya jadi gimana gitu… Alhamdulillah ya..sesuatu…Berkah anak sholehah nih,hhe..lumayan daripada nyari penginapan ato di hotel melati.

Sesampainya di rumah kostnya si Ibu, yang ternyata kostnya cuma ada 2 kamar dan letaknya masih di halaman samping rumahnya, kami beberes dan saya lihat airnya lancar langsung pengen nyuci, yahh… akibat jackpot, 1 stel yang di badan kena semua, apalagi pas jalan turun dari Kelimutu, isi Pop Mie yang sarapan tadi keluar semua. Kebayang gak rempongnya bersihin bagian mobil yang kena jackpot saya..hhhi

Cucian beres, lanjut cari makan siang dan sorenya saya dan Widya jalan-jalan di pusat kota Ende sembari menikmati suasana sore kota Ende. Dari Ende Beach, foto-foto dengan latar sunset yang indah trus laju ke Museum Tenun Ikat, sebenarnya situs ini sudah ditutup dan akan direnovasi tapi masih bisa foto-foto kok di tamannya dan di luar rumah tenun ikatnya. Juga bisa langsung nyebrang ke sebelah ke Taman Perenungan Soekarno. Taman yang cukup luas dan banyak pohon Beringin besar yang rimbun, ada patung Soekarno sedang duduk merenung sendirian.

Patung Soekarno di Taman Perenungan Soekarno, Ende

Cukup banyak muda-mudi yang menghabiskan sore di Taman ini. Di sebelah Taman langsung dapat lapangan bola yang di pinggir jalannya ada Tugu 0km. Jarak dari tempat satu ke tempat yang lain sangat dekat jadinya kalau jelajah kota Ende cukup jalan kaki bisa lah yah karena sedikit-sedikit nemu perempatan. Oia, dsini banyak tukang ojeknya, berhenti sejenak di pinggir jalan saja, disamperin tukang ojek yang penampakannya bukan tukang ojek, pake baju biasa seperti pengendara pada umumnya(memangnya tukang ojek ada seragamnya) jadiinya cukup kaget pas disamperin, dikira mau ditanya alamat, wong kita juga pendatang.

Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende

Esok paginya,jam 08.30 ke situs Rumah Pengasingan Soekarno, lihat2 isi rumah dan beberapa barang peninggalannya. Masuk situs ini gratis dan hanya ada kotak sumbangan untuk pelestarian rumah ini, diisi seikhlasnya saja. Kami tidak berlama-lama disini hanya 20 menit, rumahnya kecil, sederhana tapi menenangkan sampai-sampai Widya nyeletuk kalau diasingkan  dan dikasi rumah dan perabot kayak begini, dia mau-mau saja, hhe. Puas lihat-lihat dan foto kami balik ke kost karena kami ingin lanjut perjalanan ke Ruteng tapi sebelumnya singgah di Nangaroro, mau ketemuan dulu sama teman kampus yang asli orang sini buat tanya-tanya rute dan akomodasi buat ke Wae Rebo. Oia, sebelum meninggalkan kota Ende dengan keramahan masyarakatnya, kami pamit dulu sama salah satu warga terbaik siapa lagi kalau bukan si Ibu kost, hhe. Malah waktu kami membayar uang sewa kamar, mau dikembalikan sebagian besarnya cuma mau ambil sedikit saja. Baik banget dah tapi ini istilahnya balas kebaikan si Ibu, Ibunya dipaksa buat ambil uangnya.

Bersambung ke part 3

0 komentar:

Posting Komentar