TURUN DARI KELIMUTU, istirahat sebentar dan sarapan. Tanya-tanya sama ibu-ibu yang
jaga warungnya, selain jual makanan beliau menjual kain tenun khas Flores, tapi
harganya Subhanallah ya, untuk kain yang ukurannya seperti taplak meja kecil
seharga 70rb/lembar dan untuk kain tenunnya yang lebar seharga 500rb/lembar
tapi harga juga variatif tergantung motif, semakin unik dan lama waktu
menenunnya jelas makin mahal lah. Cukup surprise tahu harganya dan hanya bisa
senyum-senyum dan pamit. Jam 09.30 start lagi goes to Ende.
Jam
12.15 tiba di Ende, kami minta diturunkan di situs Bung Karno, tepatnya rumah
pengasingan Soekarno di Ende. Turun dari mobil, eh si driver minta tambahan
50rb dari masing-masing kami, udah dibilang udah gak punya duit atau duitnya
pas-pas an, si Kaka yang satu ini juga kekeuh karena merasa dirugikan karena
kami udah bikin doi nunggu lama waktu kami di Danau Kelimutu. Alamak…,tadi
baik-baik ngobrol pas turun dari Danau Kelimutu, ini nih maksudnya minta
pengertiannya… Sejak insiden ini, kami selalu buru-buru dan sebisanya gak ada gerakan
tambahan, bisa-bisa kena extra
charge lagi, fiuuh…
Si Kaka driver udah hengkang dengan
mobilnya, makasih yaa… Dan kesialan berlanjut lagi, situsnya tertutup… hwaa….
Nanya sama Abang yang jaga warung depan
situs, katanya penjaganya lagi ada acara khitanan saudaranya di desa seberang
dan besok disuruh datang aja lagi. Nanya juga sama anak-anak sekolahan yang
lewat, malah katanya ada hari-hari tertentu bukanya ditambah mereka juga belum
pernah masuk ke situs ini. Alamak…adik-adik ini, tiap hari dilewatin tapi belum
pernah masuk, kami saja jauh-jauh dari Makassar menyempatkan ke sini, ckckck…
Di siang bolong itu, pikiran kosong,
wusss…. Karena sudah masuk waktu dhuhur juga, shalat dulu di mesjid terdekat
dari situs. Oia, memasuki Ende bisa dibilang titik aman buat kami, disini sudah
banyak Muslim dan orang sini juga lebih friendly. Karena gak nemu tempat
wudhunya dan WC nya juga dalam tahap pembangunan, saya numpang wudhu di rumah
warga dekat masjid sekalian nanya-nanya tempat penginapan murah sekitar sini.
Si Widya lagi berhalangan, jadinya cuma nungguin di depan rumah orang dekat
mesjid. Habis shalat, nyamperin Widya yang sudah dikerubungi sama ibu-ibu
sekitar. Widya udah cerita-cerita sama ibu-ibu sekitar dan Alhamdulillah, dapat
ibu yang punya kamar kost yang kosong, katanya kami bisa tinggal disitu dulu.
Sebenarnya kamar kostnya disewakan 500rb/bln tapi untuk kami, Ibu dan Bapaknya
tidak mematok harga. Eh, kitanya jadi gimana gitu… Alhamdulillah
ya..sesuatu…Berkah anak sholehah nih,hhe..lumayan daripada nyari penginapan ato
di hotel melati.
Sesampainya di rumah kostnya si Ibu, yang
ternyata kostnya cuma ada 2 kamar dan letaknya masih di halaman samping
rumahnya, kami beberes dan saya lihat airnya lancar langsung pengen nyuci,
yahh… akibat jackpot, 1 stel yang di badan kena semua, apalagi pas jalan turun
dari Kelimutu, isi Pop Mie yang sarapan tadi keluar semua. Kebayang gak
rempongnya bersihin bagian mobil yang kena jackpot saya..hhhi
Cucian beres, lanjut cari makan siang dan
sorenya saya dan Widya jalan-jalan di pusat kota Ende sembari menikmati suasana
sore kota Ende. Dari Ende Beach, foto-foto dengan latar sunset yang indah trus
laju ke Museum Tenun Ikat, sebenarnya situs ini sudah ditutup dan akan
direnovasi tapi masih bisa foto-foto kok di tamannya dan di luar rumah tenun
ikatnya. Juga bisa langsung nyebrang ke sebelah ke Taman Perenungan Soekarno.
Taman yang cukup luas dan banyak pohon Beringin besar yang rimbun, ada patung
Soekarno sedang duduk merenung sendirian.
Patung
Soekarno di Taman Perenungan Soekarno, Ende
|
Cukup banyak muda-mudi yang
menghabiskan sore di Taman ini. Di sebelah Taman langsung dapat lapangan bola
yang di pinggir jalannya ada Tugu 0km. Jarak dari tempat satu ke tempat yang
lain sangat dekat jadinya kalau jelajah kota Ende cukup jalan kaki bisa lah yah
karena sedikit-sedikit nemu perempatan. Oia, dsini banyak tukang ojeknya,
berhenti sejenak di pinggir jalan saja, disamperin tukang ojek yang
penampakannya bukan tukang ojek, pake baju biasa seperti pengendara pada umumnya(memangnya
tukang ojek ada seragamnya) jadiinya cukup kaget pas disamperin, dikira mau
ditanya alamat, wong kita juga pendatang.
Rumah
Pengasingan Bung Karno di Ende
|
Esok paginya,jam 08.30 ke situs Rumah
Pengasingan Soekarno, lihat2 isi rumah dan beberapa barang peninggalannya.
Masuk situs ini gratis dan hanya ada kotak sumbangan untuk pelestarian rumah
ini, diisi seikhlasnya saja. Kami tidak berlama-lama disini hanya 20 menit,
rumahnya kecil, sederhana tapi menenangkan sampai-sampai Widya nyeletuk kalau
diasingkan dan dikasi rumah dan perabot
kayak begini, dia mau-mau saja, hhe. Puas lihat-lihat dan foto kami balik ke
kost karena kami ingin lanjut perjalanan ke Ruteng tapi sebelumnya singgah di
Nangaroro, mau ketemuan dulu sama teman kampus yang asli orang sini buat
tanya-tanya rute dan akomodasi buat ke Wae Rebo. Oia, sebelum meninggalkan kota
Ende dengan keramahan masyarakatnya, kami pamit dulu sama salah satu warga
terbaik siapa lagi kalau bukan si Ibu kost, hhe. Malah waktu kami membayar uang
sewa kamar, mau dikembalikan sebagian besarnya cuma mau ambil sedikit saja.
Baik banget dah tapi ini istilahnya balas kebaikan si Ibu, Ibunya dipaksa buat
ambil uangnya.
Bersambung ke part 3
0 komentar:
Posting Komentar